Ritual Arak Arakan Linggis dari batang (JATENG) – Warga sebuah desa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik, yakni “Ritual Naluri Sampar Banyu” atau sering di sebut juga dengan ritual arak araka linggis. Ritual ini digelar setiap tahun untuk menandai pembukaan saluran irigasi. Ritual diisi berbagai prosesi sakral. Diantaranya, mengarak benda pusaka berupa linggis serta sepasang Itik.
Mitos ritual naluri sampar banyu
Warga berharap dengan digelarnya ritual ini pertanian di seluruh desa akan tumbuh subur dengan hasil yang melimpah. Dalam prosesinya, setelah dibawa mengitari sumber mata air, pusaka linggis berusia puluhan tahun ditancapkan sejenak disekitar bendungan, kemudian diarak keliling desa. Prosesi arak-arakan linggis dilakukan tokoh masyarakat setempat serta warga dengan iringan musik tradisional.
Warga berharap dengan digelarnya ritual ini pertanian di seluruh desa akan tumbuh subur dengan hasil yang melimpah. Dalam prosesinya, setelah dibawa mengitari sumber mata air, pusaka linggis berusia puluhan tahun ditancapkan sejenak disekitar bendungan, kemudian diarak keliling desa. Prosesi arak-arakan linggis dilakukan tokoh masyarakat setempat serta warga dengan iringan musik tradisional.
Ritual berdoa bersama
Sebelum sampai ke pemerintahan desa, pusaka linggis dibacakan doa bersama. Sesampainya di pusat desa, pusaka disambut penari Lengger. Tampilnya sejumlah penari Lengger ini menandai berakhirnya prosesi ritual. Bahkan, ibu-ibu yang membawa anak-anak balita meminta penari agar menciumnya, dengan harapan mendapatkan keberhasilan dalam hidupnya. Selain itu, ritual ini di gelar agar area pertanian tumbuh dengan subur. Ritual ini merupakan tradisi yang turun temurun warga Pesalakan yang sudah berusia puluhan tahun. Bahkan, hingga kini tradisi ini tetap dipertahankan.
Sebelum sampai ke pemerintahan desa, pusaka linggis dibacakan doa bersama. Sesampainya di pusat desa, pusaka disambut penari Lengger. Tampilnya sejumlah penari Lengger ini menandai berakhirnya prosesi ritual. Bahkan, ibu-ibu yang membawa anak-anak balita meminta penari agar menciumnya, dengan harapan mendapatkan keberhasilan dalam hidupnya. Selain itu, ritual ini di gelar agar area pertanian tumbuh dengan subur. Ritual ini merupakan tradisi yang turun temurun warga Pesalakan yang sudah berusia puluhan tahun. Bahkan, hingga kini tradisi ini tetap dipertahankan.
0 komentar:
Posting Komentar